Recents in Beach

Bahasa Pemrograman Kotlin

Menguak Potensi Tanpa Batas: Mengapa Bahasa Pemrograman Kotlin Adalah Pilihan Terbaikmu?

Bahasa Pemrograman Kotlin

Dunia pengembangan perangkat lunak terus bergerak cepat, menghadirkan berbagai inovasi yang bertujuan untuk membuat proses coding lebih efisien, aman, dan menyenangkan. Di tengah hiruk pikuk bahasa pemrograman yang ada, satu nama menonjol dengan pesat dan berhasil mencuri perhatian jutaan developer di seluruh dunia: Kotlin. Sejak kemunculannya, Kotlin telah membuktikan diri sebagai kekuatan revolusioner, menawarkan solusi cerdas untuk berbagai tantangan pemrograman yang seringkali membebani developer. Bukan hanya sekadar bahasa baru, Kotlin hadir dengan filosofi desain yang mengutamakan produktivitas, keamanan, dan interoperabilitas. Mari kita selami lebih dalam apa itu Kotlin, mengapa ia begitu revolusioner, fitur-fitur unggulannya, dan bagaimana kamu bisa memulainya untuk membangun masa depan teknologi yang lebih cerah.

Apa Itu Kotlin dan Mengapa Ia Begitu Revolusioner?

Bahasa Pemrograman Kotlin adalah bahasa pemrograman modern, statically typed, yang berjalan di Java Virtual Machine (JVM) dan juga bisa dikompilasi ke JavaScript atau kode native. Dikembangkan oleh JetBrains, perusahaan di balik Integrated Development Environment (IDE) populer seperti IntelliJ IDEA, Kotlin dirancang untuk menjadi "pragmatic" – artinya, ia fokus pada kebutuhan dan masalah nyata developer. Ide utama di balik Kotlin adalah untuk menyediakan bahasa yang lebih aman, lebih ringkas, dan lebih menyenangkan untuk ditulis dibandingkan Java, namun tetap sepenuhnya interoperabel dengannya. Ini berarti kamu bisa menggunakan kode Kotlin dan Java dalam satu proyek yang sama, bahkan saling memanggil fungsi dan kelas satu sama lain tanpa masalah.

Revolusi Kotlin dimulai dari kemampuannya untuk mengatasi banyak kelemahan yang ada di bahasa-bahasa sebelumnya, khususnya Java, tanpa mengorbankan kekuatan ekosistem yang sudah mapan. Kotlin dibangun di atas fondasi JVM yang kokoh, sehingga developer bisa memanfaatkan semua library dan framework Java yang sudah ada. Ini adalah keuntungan besar karena kamu tidak perlu memulai dari nol. Kotlin bukan hanya tentang "syntax sugar" atau sekadar cara penulisan kode yang lebih singkat; ia menawarkan fitur-fitur fundamental yang benar-benar meningkatkan kualitas kode dan mengurangi bug secara signifikan. Ketika Google secara resmi mengumumkan Kotlin sebagai bahasa pilihan pertama untuk pengembangan Android pada tahun 2019, statusnya sebagai bahasa revolusioner pun semakin tak terbantahkan. Keputusan ini mendorong adopsi Kotlin secara massal dan mengukuhkan posisinya sebagai tulang punggung masa depan pengembangan aplikasi mobile. Dari pengalaman pribadi saya ketika beralih dari Java ke Kotlin untuk proyek Android, perbedaan dalam produktivitas dan kebersihan kode terasa sangat nyata. Kode menjadi lebih mudah dibaca, lebih sedikit baris, dan risiko `NullPointerException` hampir hilang total, membuat proses debugging jauh lebih cepat dan tidak bikin pusing.

Sejarah Singkat dan Filosofi Desain Kotlin

Proyek Kotlin pertama kali diumumkan oleh JetBrains pada tahun 2011, dengan tujuan untuk menciptakan bahasa yang lebih modern dan aman daripada Java, namun tetap kompatibel dengan ekosistem Java yang luas. Versi 1.0 dirilis pada tahun 2016, menandai ketersediaan resmi bahasa ini untuk umum. Nama "Kotlin" sendiri diambil dari nama sebuah pulau di dekat St. Petersburg, Rusia, tempat markas JetBrains berada. Filosofi desain Kotlin berputar pada beberapa pilar utama:

  • Pragmatisme: Solusi untuk masalah sehari-hari developer.
  • Conciseness (Keringkasan): Menulis lebih sedikit kode untuk mencapai hal yang sama.
  • Safety (Keamanan): Mengurangi jenis kesalahan umum, terutama NullPointerException.
  • Interoperability (Interoperabilitas): Bekerja dengan mulus bersama kode Java.
  • Tooling Support (Dukungan Peralatan): Integrasi yang kuat dengan IDE seperti IntelliJ IDEA dan Android Studio.

Filosofi ini tidak hanya membuat Kotlin menarik bagi developer baru, tetapi juga memudahkannya untuk diadopsi oleh tim yang sudah memiliki basis kode Java yang besar. Mereka dapat memperkenalkan Kotlin secara bertahap, satu modul pada satu waktu, tanpa perlu menulis ulang seluruh aplikasi.

Dukungan Penuh dari Google: Android-First Language

Puncak keberhasilan Kotlin datang ketika Google mengumumkan dukungan resminya untuk Kotlin di platform Android pada Google I/O 2017. Ini adalah momen krusial yang mengubah lanskap pengembangan Android. Pada Google I/O 2019, Google bahkan mengumumkan bahwa Kotlin adalah bahasa "Android-first", yang berarti dokumentasi, contoh, dan fitur baru Android akan diprioritaskan untuk Kotlin. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang luar biasa dari raksasa teknologi tersebut terhadap Bahasa Pemrograman Kotlin.

Dukungan Google membawa dampak besar:

  1. Peningkatan Sumber Daya: Lebih banyak tutorial, dokumentasi, dan kursus tersedia.
  2. Komunitas yang Berkembang Pesat: Lebih banyak developer mulai menggunakan dan berkontribusi pada Kotlin.
  3. Peralatan yang Lebih Baik: Android Studio terus meningkatkan dukungan untuk Kotlin, termasuk debugging, refactoring, dan linting.
  4. Masa Depan yang Cerah: Investasi Google menjamin bahwa Kotlin akan terus berkembang dan relevan untuk tahun-tahun mendatang.

Jika kamu tertarik dengan tutorial teknologi atau ingin melihat bagaimana developer lain memanfaatkan tools canggih seperti Kotlin, jangan lupa kunjungi Dodi Blog untuk wawasan lebih. Kamu akan menemukan banyak konten menarik yang bisa memperkaya pengetahuanmu di bidang teknologi.

Fitur Unggulan Kotlin yang Membuat Ngoding Lebih Menyenangkan dan Aman

Daya tarik utama Bahasa Pemrograman Kotlin terletak pada fitur-fitur canggih yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas developer dan mengurangi kemungkinan bug. Fitur-fitur ini bukan sekadar tambahan kosmetik, melainkan fondasi kuat yang memungkinkan penulisan kode yang lebih bersih, aman, dan efisien. Mari kita bedah beberapa fitur unggulan yang menjadi alasan mengapa Kotlin begitu dicintai banyak developer.

Mengatasi Momok NullPointerException dengan Null Safety

Salah satu fitur paling revolusioner dan sering disebut-sebut dari Kotlin adalah sistem Null Safety-nya. Bagi developer Java, `NullPointerException` (NPE) adalah momok yang sangat akrab, seringkali menjadi penyebab crash aplikasi yang sulit dilacak. Kotlin mengatasi masalah ini dengan membuat referensi `null` menjadi bagian eksplisit dari sistem tipe. Secara default, variabel di Kotlin tidak boleh bernilai `null`. Jika kamu ingin suatu variabel bisa bernilai `null`, kamu harus secara eksplisit menuliskannya dengan menambahkan tanda tanya `?` setelah tipe datanya. Contoh:

  • `var nama: String = "Budi"` (variabel ini tidak boleh null)
  • `var alamat: String? = null` (variabel ini boleh null)

Dengan sistem ini, compiler Kotlin akan memaksamu untuk menangani kasus `null` sebelum kode dikompilasi, bukan saat runtime. Ini berarti banyak bug yang disebabkan oleh NPE bisa dicegah sejak awal. Kamu akan menggunakan operator aman seperti `?.` untuk memanggil metode hanya jika objek tidak null, atau operator Elvis `?:` untuk memberikan nilai default jika objeknya null. Misalnya, `alamat?.length ?: 0` akan mengembalikan panjang alamat jika tidak null, atau 0 jika null. Dari pengalaman saya, fitur ini saja sudah sangat menghemat waktu debugging yang biasanya terbuang hanya untuk melacak NPE. Ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana Kotlin menempatkan keamanan di garis depan, memungkinkan kamu fokus pada logika bisnis daripada berburu bug sepele.

Efisiensi dan Produktivitas dengan Coroutines dan Syntax Elegan

Selain Null Safety, Kotlin juga unggul dalam hal efisiensi dan produktivitas berkat fitur seperti Coroutines dan sintaksisnya yang elegan dan ringkas:

  1. Coroutines untuk Asynchronous Programming:

    Penanganan tugas asynchronous, seperti operasi jaringan atau database, seringkali rumit dan rawan error. Kotlin memperkenalkan Coroutines, sebuah fitur untuk penanganan konkurensi yang ringan dan lebih mudah dikelola dibandingkan thread tradisional. Coroutines memungkinkan kamu menulis kode asynchronous seolah-olah kamu menulis kode synchronous, dengan kata kunci seperti `suspend` dan `launch`. Ini membuat kode yang berinteraksi dengan API, basis data, atau melakukan pekerjaan latar belakang menjadi jauh lebih bersih dan mudah dibaca. Tidak ada lagi callback hell yang membingungkan atau pengelolaan thread yang rumit. Kamu bisa belajar lebih lanjut tentang bagaimana Coroutines mengubah cara kita menulis aplikasi modern, baik di Android maupun di sisi server.

  2. Sintaksis yang Ringkas dan Ekspresif:

    Kotlin dirancang untuk mengurangi boilerplate code yang sering ditemui di Java. Contoh terbaik adalah Data Classes, yang secara otomatis menghasilkan `equals()`, `hashCode()`, `toString()`, `copy()`, dan `componentN()` hanya dengan satu baris kode. Bandingkan dengan Java yang memerlukan banyak baris untuk tujuan yang sama. Fitur lain seperti Extension Functions memungkinkan kamu menambahkan fungsionalitas ke kelas yang sudah ada tanpa perlu mewarisi kelas tersebut, membuat kode lebih modular dan mudah dikelola. Lambda expressions dan higher-order functions juga mendukung gaya pemrograman fungsional, membuat kode lebih ringkas dan powerful untuk operasi pada koleksi data. Misalnya, untuk memfilter dan memetakan daftar, kamu bisa melakukannya dalam satu atau dua baris kode di Kotlin, yang memerlukan lebih banyak di Java. Untuk tips cepat seputar pengembangan aplikasi atau insight teknologi lainnya, kamu bisa intip konten-konten menarik di TikTok Mandor Website.

"Dengan Kotlin, saya merasa tidak hanya menulis lebih sedikit kode, tetapi juga menulis kode yang lebih baik. Fitur seperti Null Safety dan Data Classes adalah game changer sejati dalam produktivitas sehari-hari."

Gabungan dari fitur-fitur ini membuat pengalaman coding dengan Kotlin menjadi jauh lebih menyenangkan, aman, dan efisien, memungkinkan developer untuk fokus pada inovasi daripada mengatasi kompleksitas yang tidak perlu.

Dari Android hingga Backend: Berbagai Penerapan Kotlin di Dunia Nyata

Meskipun Bahasa Pemrograman Kotlin terkenal sebagai bahasa pilihan utama untuk pengembangan Android, jangkauan penerapannya jauh lebih luas dari itu. Kotlin adalah bahasa serbaguna yang mampu beroperasi di berbagai platform, membuktikan fleksibilitas dan kekuatannya di berbagai ekosistem teknologi. Kemampuan Kotlin untuk dikompilasi ke berbagai target (JVM, JavaScript, Native) membuka pintu bagi developer untuk menggunakannya di proyek-proyek yang sangat beragam, dari aplikasi seluler hingga layanan backend, bahkan sampai pengembangan web frontend dan desktop.

Dominasi Kotlin di Pengembangan Aplikasi Android

Tidak ada keraguan bahwa Android adalah platform di mana Kotlin paling bersinar. Sejak Google mendeklarasikannya sebagai bahasa yang didukung penuh dan kemudian sebagai "Android-first", adopsi Kotlin di ekosistem Android melonjak drastis. Developer Android beralih ke Kotlin karena alasan-alasan berikut:

  • Produktivitas Tinggi: Sintaksis yang ringkas dan ekspresif memungkinkan penulisan kode yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama dibandingkan Java. Ini berarti pengembangan lebih cepat.
  • Keamanan Kode: Null Safety secara drastis mengurangi risiko `NullPointerException`, yang merupakan salah satu penyebab crash aplikasi Android yang paling umum.
  • Interoperabilitas Penuh: Developer dapat dengan mudah mengintegrasikan Kotlin ke dalam proyek Java yang sudah ada, memungkinkan migrasi bertahap tanpa perlu menulis ulang seluruh aplikasi.
  • Dukungan Jetpack Compose: Google mendorong pengembangan UI deklaratif dengan Jetpack Compose, yang sepenuhnya ditulis dalam Kotlin. Ini adalah masa depan pengembangan UI Android, dan Kotlin adalah kuncinya.
  • Ekosistem yang Kaya: Semua library Android, Android Jetpack, dan alat debugging berfungsi mulus dengan Kotlin.

Pengalaman banyak tim menunjukkan bahwa beralih ke Kotlin telah meningkatkan kecepatan pengembangan, mengurangi jumlah bug di produksi, dan membuat basis kode lebih mudah dipelihara. Ini adalah rekomendasi praktis bagi setiap developer Android, baik pemula maupun veteran, untuk menguasai Kotlin jika ingin tetap relevan di industri ini.

Kotlin di Sisi Server dan Ekosistem Lainnya

Kekuatan Kotlin tidak berhenti di Android. Berkat kemampuannya berjalan di JVM, Kotlin adalah pilihan yang sangat kuat untuk pengembangan aplikasi sisi server atau backend. Ia dapat dengan mudah diintegrasikan dengan framework Java populer seperti Spring Boot, yang kini memiliki dukungan Kotlin yang sangat baik. Selain itu, ada juga framework web murni Kotlin seperti Ktor, yang dirancang untuk membangun aplikasi web asinkron yang ringan dan efisien. Banyak perusahaan besar telah mengadopsi Kotlin untuk backend mereka karena kinerja JVM yang sudah teruji, digabungkan dengan keuntungan produktivitas dan keamanan Kotlin.

Namun, kemampuan Kotlin tidak terbatas pada JVM. Dengan Kotlin Multiplatform, kamu bisa menulis satu basis kode Kotlin dan mengkompilasinya untuk berbagai platform, termasuk:

  • Kotlin/JS: Untuk pengembangan web frontend, memungkinkan kamu menulis logika frontend dan backend dalam satu bahasa.
  • Kotlin/Native: Untuk mengkompilasi kode Kotlin ke kode mesin, memungkinkan pengembangan untuk iOS, macOS, Windows, Linux, dan bahkan sistem embedded tanpa JVM. Ini sangat menjanjikan untuk berbagi logika bisnis di antara aplikasi Android dan iOS.
  • Compose Multiplatform: Sebuah toolkit UI deklaratif yang memungkinkan kamu membangun antarmuka pengguna untuk Android, iOS, Desktop (Windows, macOS, Linux), dan Web dari satu basis kode Kotlin.

Ini berarti, dengan menguasai Bahasa Pemrograman Kotlin, kamu tidak hanya terbatas pada satu domain. Kamu membuka peluang untuk bekerja di berbagai peran dan proyek, mulai dari aplikasi seluler, layanan mikro, hingga aplikasi desktop dan web. Saya pribadi telah mencoba Ktor untuk membangun API RESTful kecil dan terkesan dengan betapa cepat dan mudahnya untuk memulainya. Rekomendasi saya adalah coba bangun sebuah proyek kecil di luar Android menggunakan Kotlin, mungkin dengan Ktor atau Spring Boot, untuk benar-benar merasakan fleksibilitasnya. Ingin terus update dengan tren teknologi terbaru dan tutorial programming? Pastikan untuk mengikuti Dodi Blog agar tidak ketinggalan informasi berharga.

Memulai Perjalananmu dengan Kotlin: Tips dan Sumber Belajar Terbaik

Setelah mengetahui begitu banyak keunggulan Bahasa Pemrograman Kotlin, mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana cara memulainya? Jangan khawatir, memulai perjalanan dengan Kotlin lebih mudah dari yang kamu kira, terutama jika kamu sudah memiliki pengalaman dengan bahasa pemrograman lain seperti Java. Ekosistem Kotlin sangat mendukung bagi pemula, dengan banyak sumber daya berkualitas tinggi yang tersedia secara gratis maupun berbayar. Kunci utama adalah konsistensi dan praktik. Berikut adalah panduan dan tips praktis untuk membantumu memulai.

Langkah Awal Menginstal dan Menulis Kode Kotlin Pertamamu

Langkah pertama dalam belajar Kotlin adalah menyiapkan lingkungan pengembanganmu. Untungnya, ini sangat mudah:

  1. Pilih IDE (Integrated Development Environment):
    • IntelliJ IDEA (Community Edition): Ini adalah IDE yang direkomendasikan dan dikembangkan oleh JetBrains sendiri. Dukungan untuk Kotlin di IntelliJ IDEA adalah yang terbaik, dengan fitur-fitur canggih seperti code completion, refactoring, dan debugging. Kamu bisa mengunduhnya secara gratis.
    • Android Studio: Jika tujuan utamamu adalah pengembangan Android, Android Studio adalah pilihan wajib. Ia dibangun di atas IntelliJ IDEA dan sudah dilengkapi dengan semua alat yang dibutuhkan untuk Kotlin dan Android.
  2. Instalasi SDK (Software Development Kit): Pastikan kamu memiliki JDK (Java Development Kit) yang terinstal di sistemmu, karena Kotlin berjalan di JVM. IntelliJ IDEA dan Android Studio biasanya akan membantumu mengelola ini.
  3. Tulis Kode Pertamamu: "Hello, World!"

    Setelah IDE terinstal, buat proyek Kotlin baru. Kamu bisa mulai dengan membuat sebuah file `.kt` (ekstensi file Kotlin) dan menulis kode sederhana ini:

    fun main() {      println("Hello, Kotlin World!")  }

    Klik tombol Run di IDE-mu, dan kamu akan melihat output "Hello, Kotlin World!" di konsol. Selamat, kamu baru saja menulis dan menjalankan program Kotlin pertamamu!

Tips Awal: Mulailah dengan dasar-dasar sintaksis, seperti variabel (`val` dan `var`), tipe data, fungsi, dan kontrol aliran (`if`, `when`, `for`). Pahami perbedaan mendasar antara `val` (immutable/tidak bisa diubah) dan `var` (mutable/bisa diubah), karena ini adalah konsep penting dalam filosofi Kotlin.

Sumber Daya Belajar Pilihan dan Komunitas yang Mendukung

Untuk melangkah lebih jauh, kamu akan membutuhkan sumber daya belajar yang baik dan komunitas yang mendukung:

  • Dokumentasi Resmi Kotlin: Situs web kotlinlang.org adalah sumber daya paling otoritatif. Mereka memiliki tutorial interaktif, panduan referensi, dan dokumentasi API yang sangat lengkap dan mudah dipahami.
  • Kotlin Koans: Ini adalah serangkaian latihan interaktif yang bisa kamu selesaikan langsung di browser atau di IntelliJ IDEA untuk belajar sintaksis Kotlin secara praktis.
  • Kursus Online:
    • Coursera: Ada beberapa kursus Kotlin berkualitas tinggi dari Google, seperti "Developing Android Apps with Kotlin" dan "Kotlin for Java Developers".
    • Udemy/edX: Banyak kursus berbayar yang menawarkan pendekatan terstruktur untuk belajar Kotlin dari dasar hingga mahir, baik untuk Android maupun backend.
    • YouTube: Banyak channel developer yang menyediakan tutorial gratis tentang Kotlin, mulai dari dasar hingga proyek yang lebih kompleks.
  • Buku: Ada banyak buku bagus tentang Kotlin, baik untuk pemula maupun untuk topik lanjutan seperti Coroutines atau Kotlin Multiplatform.
  • Komunitas:
    • Stack Overflow: Untuk pertanyaan teknis spesifik.
    • Forum Kotlin/Slack Channel: Bergabunglah dengan komunitas resmi Kotlin untuk bertanya, berbagi, dan belajar dari developer lain.
    • GitHub: Jelajahi proyek-proyek open source yang ditulis dalam Kotlin untuk melihat contoh kode dunia nyata dan belajar dari praktik terbaik.

Rekomendasi Praktis: Jangan hanya membaca, tapi praktikkan setiap konsep yang kamu pelajari. Mulai dengan proyek-proyek kecil, lalu tingkatkan kompleksitasnya. Cobalah untuk memigrasikan sebagian kecil proyek Java yang sudah ada ke Kotlin untuk merasakan interoperabilitasnya. Bergabunglah dengan komunitas dan jangan ragu untuk bertanya ketika kamu menemui kesulitan. Untuk konten visual yang menarik dan inspiratif seputar teknologi dan coding, jangan ragu untuk mengikuti TikTok Mandor Website!

Perjalanan belajar programming adalah maraton, bukan sprint. Nikmati prosesnya, rayakan setiap pencapaian kecil, dan kamu akan segera mahir dalam menggunakan Bahasa Pemrograman Kotlin untuk membangun aplikasi-aplikasi yang luar biasa.

Dengan semua keunggulan yang ditawarkan, tidak ada alasan untuk tidak memulai petualanganmu dengan Bahasa Pemrograman Kotlin. Bahasa ini tidak hanya akan membuat proses coding kamu lebih aman dan efisien, tetapi juga akan membuka pintu ke berbagai peluang karir di berbagai platform, dari Android hingga backend dan multiplatform. Jangan biarkan dirimu tertinggal dalam inovasi teknologi. Ambillah langkah pertamamu sekarang!

Mulai Belajar Kotlin Hari Ini!

FAQ: Pertanyaan Umum tentang Kotlin

1. Apa itu Bahasa Pemrograman Kotlin?

Kotlin adalah bahasa pemrograman modern, statically typed, yang berjalan di Java Virtual Machine (JVM) dan dikembangkan oleh JetBrains. Ia dirancang untuk menjadi lebih ringkas, aman (terutama dalam menangani nilai null), dan interoperabel dengan Java, menjadikannya pilihan utama untuk pengembangan aplikasi Android dan berbagai platform lainnya.

2. Mengapa saya harus memilih Kotlin dibandingkan Java?

Kotlin menawarkan beberapa keuntungan signifikan dibandingkan Java, seperti sintaksis yang lebih ringkas (mengurangi boilerplate code), fitur Null Safety yang mencegah `NullPointerException`, dukungan Coroutines untuk pemrograman asynchronous yang lebih mudah, dan fitur-fitur modern lainnya yang meningkatkan produktivitas developer. Meskipun demikian, Kotlin 100% interoperabel dengan Java, sehingga kamu bisa menggunakan keduanya dalam satu proyek.

3. Bisakah Kotlin digunakan di luar pengembangan Android?

Tentu saja! Meskipun terkenal sebagai bahasa Android-first, Kotlin sangat serbaguna. Ia bisa digunakan untuk pengembangan backend (dengan framework seperti Spring Boot atau Ktor), pengembangan web frontend (dengan Kotlin/JS), aplikasi desktop (dengan Compose Multiplatform), dan bahkan kode native untuk platform seperti iOS menggunakan Kotlin/Native.

4. Apakah Kotlin sulit dipelajari bagi pemula?

Kotlin dianggap relatif mudah dipelajari, terutama bagi mereka yang sudah memiliki dasar di bahasa pemrograman lain seperti Java, Python, atau JavaScript. Sintaksisnya yang intuitif dan dokumentasi yang sangat baik membuatnya ramah bagi pemula. Dengan banyak tutorial, kursus online, dan komunitas yang aktif, siapa pun bisa memulai perjalanan mereka dengan Kotlin.

5. Apa saja IDE terbaik untuk coding Kotlin?

IDE terbaik untuk pengembangan Kotlin adalah IntelliJ IDEA (khususnya Community Edition yang gratis) yang dikembangkan oleh JetBrains. Untuk pengembangan aplikasi Android, Android Studio adalah pilihan yang wajib, karena ia dibangun di atas IntelliJ IDEA dan menyediakan semua alat yang diperlukan untuk Kotlin dan Android.

Post a Comment

0 Comments