Bug Windows 10 Perintah Baris Ini Bisa Bikin Harddisk Langsung Rusak: Waspada dan Lindungi Data Pentingmu!
Pernahkah kamu membayangkan skenario terburuk di mana seluruh data pentingmu, mulai dari foto kenangan, dokumen pekerjaan, hingga file proyek berharga, tiba-tiba lenyap atau tidak bisa diakses lagi? Bagaimana jika saya katakan bahwa ada bug Windows 10 perintah baris yang bisa bikin harddisk langsung rusak hanya dengan menjalankan satu baris perintah sederhana? Ini bukan fiksi ilmiah atau berita hoax, melainkan sebuah kerentanan serius yang sempat menghebohkan dunia teknologi. Bug ini memiliki potensi untuk mengubah PC kesayanganmu menjadi tumpukan besi tak berguna dalam hitungan detik. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu bug berbahaya ini, mengapa ia begitu mematikan, dan yang terpenting, bagaimana kamu bisa melindungi diri serta data pentingmu dari ancaman tersembunyi ini. Siapkan dirimu, karena informasi ini bisa jadi penyelamat data-datamu!
Apa Sebenarnya Bug "NTFS Corruption" yang Mengancam Harddisk Kamu?
Dunia teknologi memang penuh kejutan, tidak terkecuali dengan penemuan bug yang satu ini. Pada awal tahun 2021, seorang peneliti keamanan siber bernama Jonas L, atau lebih dikenal dengan nama @jonasLyk, menemukan sebuah kerentanan di Windows 10 yang memungkinkan kerusakan sistem file NTFS secara instan. Bug ini dikenal dengan sebutan "NTFS corruption bug" atau "master file table corruption bug". Bayangkan, hanya dengan menjalankan satu baris perintah di Command Prompt atau PowerShell yang berisi path spesifik seperti cd C:\:$i30:$bitmap, harddisk kamu bisa langsung mengalami korupsi. Parahnya, perintah ini bahkan bisa dipicu hanya dengan mengakses sebuah file atau pintasan (shortcut) yang berisi path tersebut, tanpa perlu hak akses administrator!
Jadi, bagaimana mekanismenya? NTFS (New Technology File System) adalah sistem file standar yang digunakan oleh Windows. Ini adalah pondasi di mana semua data kamu disimpan dan diatur. Salah satu komponen krusial dari NTFS adalah Master File Table (MFT), sebuah database yang menyimpan informasi tentang semua file dan direktori pada volume NTFS, termasuk lokasi, ukuran, dan atributnya. Bug ini secara spesifik menargetkan direktori $i30 dan file $bitmap, yang merupakan bagian integral dari metadata NTFS. Ketika perintah yang rentan dijalankan, ia mencoba mengakses path ini dengan cara yang tidak semestinya, menyebabkan konflik dan korupsi pada MFT itu sendiri. Akibatnya, sistem file harddisk kamu menjadi rusak, dan Windows akan mendeteksinya sebagai kesalahan serius.
Dampak langsung dari pemicuan bug ini sangat mengerikan. Begitu sistem file NTFS mengalami korupsi, kamu akan segera melihat gejala seperti:
- Pesan error: Windows mungkin akan menampilkan pesan "Your PC ran into a problem and needs to restart."
- Blue Screen of Death (BSOD): Seringkali, ini diikuti oleh layar biru yang ikonik, menandakan kegagalan sistem yang parah.
- CHCKDSK Loop: Setelah restart, Windows akan mencoba memperbaiki sistem file secara otomatis dengan menjalankan utilitas CHKDSK. Namun, karena kerusakannya pada level MFT, CHKDSK seringkali terjebak dalam loop tanpa akhir, tidak mampu memperbaiki masalah, atau bahkan memperburuknya.
- Tidak bisa booting: Komputer kamu mungkin tidak akan bisa boot ke Windows sama sekali, terjebak di layar perbaikan otomatis atau BSOD.
- Kehilangan Data: Yang paling fatal, data di harddisk yang terkorupsi bisa menjadi tidak dapat diakses atau bahkan hilang sepenuhnya. Ini adalah ancaman nyata bagi siapa pun yang menyimpan informasi penting di PC mereka.
Penemuan bug ini menciptakan gelombang kekhawatiran karena sifatnya yang "zero-click" (potensial dipicu tanpa interaksi langsung pengguna) dan kemudahan eksekusinya. Siapa pun, bahkan dengan pengetahuan teknis minimal, bisa saja secara tidak sengaja memicu bug ini atau menjadi korban dari serangan yang disengaja. Oleh karena itu, memahami apa sebenarnya bug ini adalah langkah pertama untuk melindungi diri dan aset digitalmu. Ingat, informasi adalah kekuatan, terutama dalam menghadapi kerentanan semacam ini.
Mekanisme di Balik Bug Berbahaya Ini
Untuk memahami lebih dalam, kita perlu sedikit masuk ke ranah teknis, namun saya akan menjelaskannya sesederhana mungkin. Setiap volume NTFS memiliki struktur internal yang kompleks. Salah satu kuncinya adalah Master File Table (MFT), yang bertindak sebagai indeks utama untuk semua file dan folder di drive. MFT menyimpan "deskripsi" setiap file, termasuk atribut, izin, dan lokasi fisik di disk. Di dalam MFT, ada juga file sistem khusus yang tidak terlihat oleh pengguna biasa, seperti $MFT itu sendiri, $LogFile, $Volume, dan juga $i30. Direktori $i30 ini berisi metadata indeks untuk direktori lain, yang sangat penting untuk pencarian file cepat dan konsistensi sistem file.
Ketika kamu menjalankan perintah yang mengandung string :$i30:$bitmap, Windows berusaha untuk menginterpretasikan string ini sebagai sebuah "stream data alternatif" atau sebagai cara yang tidak valid untuk mengakses direktori $i30 atau file $bitmap yang tidak seharusnya diakses secara langsung seperti itu. Permintaan akses yang tidak valid ini menyebabkan inkonsistensi internal dalam struktur NTFS. Kernel Windows, saat menghadapi permintaan yang tidak konsisten ini, tidak dapat memprosesnya dengan benar dan sebagai respons, secara paksa menandai volume NTFS sebagai "kotor" atau rusak. Penandaan ini adalah yang memicu proses CHKDSK saat booting berikutnya. Meskipun CHKDSK dirancang untuk memperbaiki kesalahan sistem file, dalam kasus ini, kerusakannya terlalu mendalam dan pada tingkat fundamental MFT, sehingga CHKDSK seringkali gagal dan hanya akan mengulang proses perbaikan tanpa henti, atau bahkan membuat data semakin tidak bisa diakses. Ini seperti mencoba memperbaiki fondasi rumah yang retak parah hanya dengan mengecat ulang dindingnya.
Gejala Awal dan Dampak Fatal pada Sistem Kamu
Begitu bug ini terpicu, gejala yang kamu alami bisa bervariasi, namun semuanya menuju pada satu kesimpulan: sistem kamu dalam masalah besar. Pada awalnya, kamu mungkin hanya melihat sebuah jendela Command Prompt yang tiba-tiba muncul dan menghilang, atau sebuah pesan error singkat. Namun, dampak yang lebih parah akan terasa setelah kamu me-restart komputer. Saat itulah kamu akan dihadapkan pada layar biru kematian (BSOD) dengan kode kesalahan seperti "CRITICAL PROCESS DIED" atau "NTFS_FILE_SYSTEM". Setelah itu, sistem akan mencoba masuk ke mode perbaikan otomatis, yang biasanya akan berakhir dengan "Preparing Automatic Repair" yang berlangsung selamanya, atau langsung masuk ke fase CHKDSK.
Proses CHKDSK (Check Disk) seharusnya menjadi penyelamat ketika ada masalah pada harddisk. Namun, dengan korupsi NTFS yang disebabkan oleh bug ini, CHKDSK justru menjadi mimpi buruk. Ia akan berulang kali mencoba memindai dan memperbaiki volume, seringkali tanpa hasil, membuat kamu terjebak dalam lingkaran tanpa bisa masuk ke Windows. Lebih dari sekadar tidak bisa booting, dampak fatalnya adalah kehilangan data yang tidak dapat dipulihkan. Apabila kamu tidak memiliki backup terbaru, semua file yang tersimpan di partisi yang terkorupsi, termasuk sistem operasi itu sendiri, bisa lenyap. Ini adalah alasan mengapa bug Windows 10 ini dianggap sangat berbahaya dan memerlukan perhatian serius dari setiap pengguna komputer.
Mengapa Bug Ini Begitu Berbahaya dan Siapa Saja yang Berisiko?
Kehadiran bug ini bukan hanya sekadar gangguan kecil pada sistem, melainkan ancaman serius yang bisa mengubah pengalaman komputermu menjadi mimpi buruk. Mari kita bedah lebih lanjut mengapa bug "NTFS Corruption" ini begitu mematikan dan siapa saja yang paling berisiko menjadi korbannya. Salah satu alasan utamanya adalah kemudahan pemicuannya dan dampaknya yang instan. Tidak seperti malware atau virus yang mungkin memerlukan eksekusi file berbahaya atau instalasi software, bug ini bisa terpicu hanya dengan mengakses sebuah path tertentu. Ini berarti, seorang penyerang bisa menyembunyikan path tersebut dalam sebuah URL yang dipersingkat, sebuah file ZIP yang tampak tidak berbahaya, atau bahkan dalam sebuah shortcut di direktori yang tidak mencurigakan.
Pikirkan skenario ini: Kamu sedang menjelajah internet, dan tanpa sengaja mengklik sebuah tautan yang ternyata mengarahkan ke path berbahaya ini. Atau, kamu menerima sebuah dokumen dari seseorang yang kamu kenal, yang di dalamnya terdapat objek tersembunyi yang memanfaatkan bug ini. Seketika itu juga, tanpa peringatan, tanpa dialog konfirmasi, sistem file harddisk kamu langsung terkorupsi. Ini adalah jenis ancaman "zero-interaction" yang paling menakutkan, karena pengguna tidak memiliki kesempatan untuk berpikir dua kali atau menolak eksekusinya. Selama kamu menggunakan Windows 10, kamu berpotensi menjadi target, terutama jika sistem operasimu tidak diperbarui secara berkala.
Selain kemudahan pemicuan, sifat bug ini yang merusak pada level fundamental sistem file (NTFS) menjadikannya sangat sulit untuk dipulihkan. Pemulihan data dari harddisk yang sistem filenya korup secara parah adalah tugas yang rumit dan seringkali mahal, bahkan untuk profesional. Kadang, data sama sekali tidak bisa diselamatkan. Kerusakan semacam ini bukan sekadar file yang terhapus yang bisa dikembalikan dengan software recovery sederhana, melainkan struktur dasar penyimpanan data yang rusak, membuat data-data yang ada "tidak terbaca" oleh sistem. Apalagi jika harddisk kamu adalah SSD (Solid State Drive) yang menggunakan metode penyimpanan berbeda dibandingkan HDD (Hard Disk Drive) tradisional. Proses pemulihan data dari SSD yang rusak secara logis bisa jadi lebih menantang dan peluangnya lebih kecil.
Siapa saja yang berisiko? Sebenarnya, setiap pengguna Windows 10 berisiko jika sistem mereka belum mendapatkan patch keamanan yang mengatasi bug ini. Namun, ada beberapa kategori pengguna yang mungkin memiliki risiko lebih tinggi:
- Pengguna dengan Windows 10 yang Tidak Diperbarui: Ini adalah target utama. Bug ini telah ditambal oleh Microsoft melalui update keamanan, jadi jika kamu sering menunda atau mematikan update, kamu membiarkan pintu terbuka lebar untuk serangan ini.
- Pengguna yang Sering Mengunduh File dari Sumber Tidak Terpercaya: File yang diunduh dari situs web mencurigakan atau lampiran email dari pengirim yang tidak dikenal bisa saja berisi pemicu bug ini.
- Profesional IT atau Pengembang yang Bereksperimen dengan Command Line: Meskipun mereka tahu apa yang mereka lakukan, kesalahan ketik atau mencoba perintah yang tidak diketahui bisa berakibat fatal.
- Pengguna yang Kurang Peduli Keamanan Siber: Mereka yang tidak menggunakan antivirus yang layak, sering mengklik tautan tanpa berpikir, atau tidak memahami risiko dasar penggunaan komputer.
Sebagai seorang yang aktif di dunia teknologi dan sering memberikan konsultasi keamanan, saya sering melihat bagaimana satu kecerobohan kecil bisa berakibat fatal. Kehilangan data bisa berarti kerugian finansial, hilangnya kenangan tak ternilai, atau terhentinya proyek penting. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami betapa seriusnya ancaman ini dan mengambil langkah proaktif untuk melindungi diri. Jangan sampai pengalaman buruk akibat bug ini menimpa kamu. Mengunjungi blog saya di Dodi Blog secara berkala akan memberimu informasi terbaru mengenai ancaman dan tips keamanan.
Potensi Penyalahgunaan dan Ancaman Tersembunyi
Salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan dari bug "NTFS corruption" ini adalah potensi penyalahgunaannya oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena perintah pemicu begitu singkat dan sederhana, ia bisa dengan mudah disembunyikan dalam berbagai bentuk. Bayangkan skenario di mana seorang peretas membuat sebuah file shortcut (.lnk) yang terlihat tidak berbahaya dengan ikon yang menarik. Ketika shortcut itu diklik, targetnya bukanlah sebuah aplikasi, melainkan perintah yang memicu bug korupsi NTFS. Atau, perintah ini bisa disisipkan dalam sebuah halaman web, sebuah file ZIP yang diunduh, atau bahkan dalam pesan instan yang dikirim melalui platform chat.
Ancaman tersembunyi ini terletak pada sifatnya yang "siluman". Pengguna mungkin tidak akan menyadari adanya bahaya hingga kerusakan sudah terjadi. Tidak ada peringatan pop-up, tidak ada permintaan izin, hanya kerusakan instan. Ini membuat bug ini sangat cocok untuk serangan vandalisme digital, di mana tujuannya adalah untuk merusak sistem korban tanpa keuntungan finansial, atau sebagai bagian dari serangan yang lebih besar untuk menghancurkan data di komputer target. Meskipun Microsoft telah merilis patch, ancaman tetap ada bagi mereka yang sistemnya tidak diperbarui, menjadi celah bagi peretas untuk mengeksploitasi kerentanan ini. Ini mengingatkan kita bahwa keamanan siber adalah perlindungan berlapis yang terus-menerus harus diperbarui.
Perbedaan Kerusakan pada HDD dan SSD (dan Pentingnya Backup!)
Ketika berbicara tentang kerusakan harddisk, penting untuk memahami perbedaan antara HDD (Hard Disk Drive) dan SSD (Solid State Drive) karena dampaknya terhadap pemulihan data bisa sangat berbeda. Pada HDD tradisional, data disimpan secara magnetis pada piringan berputar. Ketika NTFS terkorupsi, sektor-sektor tempat MFT berada bisa rusak secara logis. Meskipun proses pemulihan data dari HDD yang rusak secara logis masih memiliki peluang, itu memerlukan alat khusus dan keahlian tinggi. Beberapa bagian data mungkin masih bisa diselamatkan jika kerusakan tidak terlalu parah.
Namun, pada SSD, data disimpan di chip memori flash. SSD menggunakan teknik yang disebut "trim" dan "wear leveling" untuk menjaga kinerja dan memperpanjang umur drive. Ketika sistem file rusak dan Windows mencoba menulis data secara sporadis (misalnya, saat CHKDSK mencoba memperbaiki), perintah trim bisa saja menghapus data yang sebenarnya masih utuh pada chip secara permanen. Selain itu, cara SSD mengelola data secara internal membuat proses pemulihan lebih kompleks dibandingkan HDD. Jika kamu mengalami korupsi NTFS pada SSD, peluang untuk memulihkan data mungkin jauh lebih kecil dan lebih sulit. Ini adalah alasan krusial mengapa backup data secara teratur menjadi satu-satunya jaring pengaman yang paling efektif. Tidak peduli jenis harddisk yang kamu gunakan, data yang sudah di-backup adalah satu-satunya data yang benar-benar aman dari ancaman seperti bug ini.
Langkah-langkah Praktis Melindungi Diri dari Ancaman Bug Ini
Setelah memahami betapa seriusnya ancaman bug Windows 10 perintah baris ini bisa bikin harddisk langsung rusak, sekarang saatnya kita fokus pada solusi. Ketenangan pikiran saat menggunakan komputer sangatlah berharga, dan kamu bisa mendapatkannya dengan menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat. Ingat, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, apalagi ketika menyangkut data pentingmu. Berikut adalah panduan komprehensif yang bisa kamu terapkan segera:
Panduan Lengkap Memperbarui Sistem Operasi Windows Kamu
Ini adalah langkah pertama dan paling krusial. Microsoft telah merilis patch keamanan yang mengatasi bug "NTFS Corruption" ini. Jadi, memastikan sistem operasimu selalu diperbarui adalah pertahanan terbaik. Jangan pernah menunda pembaruan!
- Aktifkan Pembaruan Otomatis: Pastikan fitur Windows Update diaktifkan dan biarkan Windows mengelola pembaruan secara otomatis.
- Buka Settings (Tekan Windows Key + I).
- Pilih Update & Security.
- Di bagian Windows Update, pastikan tertulis "You're up to date" atau klik Check for updates.
- Jika ada pembaruan yang tertunda, segera instal dan restart komputer kamu.
- Jadwalkan Waktu Aktif: Kamu bisa mengatur "Active hours" agar Windows tidak me-restart otomatis saat kamu sedang bekerja. Ini memastikan pembaruan tetap terinstal tanpa mengganggu aktivitasmu.
- Periksa Histori Pembaruan: Untuk memastikan patch telah terinstal, kamu bisa melihat histori pembaruan di Settings > Update & Security > View update history. Cari pembaruan kumulatif terbaru yang mencakup perbaikan keamanan.
Dengan menjaga Windows tetap update, kamu tidak hanya terlindungi dari bug ini, tetapi juga dari ribuan kerentanan keamanan lainnya yang terus ditemukan dan diperbaiki oleh Microsoft. Ini adalah pondasi keamanan yang tidak bisa ditawar.
Strategi Backup Data Anti-Gagal untuk Ketenangan Pikiran
Meskipun kamu sudah menginstal semua pembaruan, selalu ada kemungkinan terjadinya hal yang tidak terduga, baik itu kerusakan hardware, serangan malware baru, atau bahkan kesalahan manusia. Oleh karena itu, strategi backup data yang solid adalah penyelamat terakhirmu. Ini adalah saran yang selalu saya berikan kepada klien saya dan sangat saya praktikkan sendiri.
- Aturan 3-2-1 Backup: Ini adalah standar emas dalam dunia backup:
- Buat 3 salinan dari data kamu.
- Simpan di 2 jenis media penyimpanan yang berbeda (misalnya, harddisk internal dan eksternal).
- Simpan 1 salinan di lokasi off-site (misalnya, cloud storage atau drive eksternal di lokasi berbeda).
- Gunakan Cloud Storage: Layanan seperti Google Drive, OneDrive, Dropbox, atau layanan cloud lainnya sangat praktis untuk backup off-site otomatis. Pastikan kamu memiliki ruang penyimpanan yang cukup.
- Harddisk Eksternal: Investasikan pada harddisk eksternal. Lakukan backup mingguan atau bulanan, tergantung seberapa sering data kamu berubah. Pastikan harddisk ini dilepas dari komputer setelah backup selesai untuk melindunginya dari serangan ransomware atau korupsi sistem yang mungkin menimpa PC utama.
- Fitur Backup Bawaan Windows: Windows memiliki fitur "Backup and Restore" atau "File History" yang bisa kamu manfaatkan. Ini sangat berguna untuk backup otomatis file-file penting ke drive eksternal.
- Software Backup Pihak Ketiga: Ada banyak software backup gratis dan berbayar yang menawarkan fitur lebih canggih, seperti backup inkremental, penjadwalan, dan enkripsi. Contohnya seperti Macrium Reflect Free, Veeam Agent for Microsoft Windows, atau AOMEI Backupper.
Tips Penting: Lakukan uji coba pemulihan data sesekali. Ini akan memastikan bahwa backup kamu berfungsi dengan baik dan kamu tahu cara mengembalikan data jika suatu saat dibutuhkan. Jangan sampai kamu baru tahu backup kamu rusak saat kamu benar-benar memerlukannya!
Praktik Keamanan Komputer Lainnya yang Perlu Kamu Tahu
Selain update dan backup, ada beberapa praktik keamanan umum yang akan sangat membantu kamu dalam melindungi diri dari berbagai ancaman siber, termasuk bug seperti ini.
- Hati-hati dengan Tautan dan File yang Mencurigakan: Jangan sembarangan mengklik tautan dari sumber yang tidak dikenal, terutama yang menggunakan pemendek URL. Hindari membuka file atau lampiran email dari pengirim yang tidak jelas.
- Gunakan Antivirus/Antimalware Terkemuka: Pastikan kamu memiliki program antivirus yang aktif dan selalu diperbarui. Windows Defender sudah cukup baik, tetapi kamu juga bisa mempertimbangkan solusi pihak ketiga yang terkemuka.
- Jalankan Akun Pengguna Standar: Untuk penggunaan sehari-hari, gunakan akun pengguna standar (non-administrator). Ini akan membatasi kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh malware atau bug yang terpicu secara tidak sengaja, karena mereka tidak akan memiliki izin penuh untuk memodifikasi sistem penting. Gunakan akun administrator hanya saat kamu benar-benar perlu menginstal software atau melakukan konfigurasi sistem.
- Edukasi Diri Sendiri: Terus belajar tentang ancaman keamanan terbaru. Mengunjungi blog teknologi terkemuka seperti Dodi Blog atau mengikuti TikTok Mandor Website bisa menjadi sumber informasi yang bagus untuk tetap update dengan tips dan berita keamanan.
- Aktifkan Firewall: Pastikan Firewall Windows Defender atau firewall pihak ketiga kamu aktif untuk memonitor lalu lintas jaringan masuk dan keluar.
Dengan menerapkan langkah-langkah perlindungan ini secara konsisten, kamu tidak hanya akan aman dari bug Windows 10 perintah baris ini bisa bikin harddisk langsung rusak, tetapi juga membangun benteng keamanan yang kuat untuk semua aktivitas digitalmu. Ingat, keamanan siber adalah perjalanan, bukan tujuan akhir. Tetap waspada dan proaktif!
Apakah kamu sudah mengambil langkah-langkah untuk melindungi data pentingmu? Jangan menunggu hingga terlambat! Mulailah dengan memperbarui Windows kamu hari ini dan segera buat strategi backup data yang solid. Jika kamu merasa kewalahan atau membutuhkan bantuan lebih lanjut dalam mengoptimalkan keamanan PC-mu, jangan ragu untuk mencari bantuan dari ahli atau mengunjungi sumber daya tepercaya seperti artikel-artikel di Dodi Blog untuk panduan yang lebih mendalam. Keamanan datamu adalah investasi terbaik untuk ketenangan pikiranmu di era digital ini!
FAQ: Pertanyaan Umum Mengenai Bug Windows 10 Perintah Baris Ini Bisa Bikin Harddisk Langsung Rusak
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai bug NTFS corruption di Windows 10:
- Apa itu "Bug Windows 10 Perintah Baris Ini Bisa Bikin Harddisk Langsung Rusak"?
Ini adalah kerentanan serius di Windows 10 yang memungkinkan korupsi instan pada sistem file NTFS sebuah harddisk hanya dengan menjalankan satu baris perintah di Command Prompt atau mengakses sebuah file yang berisi path tertentu (contoh:
C:\:$i30:$bitmap). Kerusakan ini dapat menyebabkan harddisk tidak dapat diakses, terjebak dalam CHKDSK loop, dan berpotensi mengakibatkan kehilangan data. - Apakah bug ini masih menjadi ancaman di Windows 10 yang terbaru?
Tidak secara langsung. Microsoft telah merilis patch keamanan untuk mengatasi kerentanan ini. Jadi, jika sistem operasi Windows 10 kamu selalu diperbarui secara berkala, kamu seharusnya sudah terlindungi dari bug ini. Namun, bagi pengguna yang menunda atau menonaktifkan update, bug ini masih bisa menjadi ancaman serius.
- Bagaimana cara memastikan saya tidak terkena bug "NTFS Corruption"?
Langkah terpenting adalah memastikan Windows 10 kamu selalu diperbarui ke versi terbaru. Selain itu, hindari menjalankan perintah asing di Command Prompt atau PowerShell, serta berhati-hatilah saat mengklik tautan atau membuka file dari sumber yang tidak dikenal atau mencurigakan. Melakukan backup data secara rutin juga merupakan jaring pengaman terbaik.
- Apa yang harus saya lakukan jika harddisk saya terlanjur rusak karena bug ini?
Jika harddisk kamu terlanjur rusak dan tidak bisa booting, jangan panik. Jangan terus-menerus mencoba me-restart atau menjalankan CHKDSK berulang kali, karena ini justru bisa memperparah kondisi. Opsi terbaik adalah mematikan komputer, dan jika data sangat penting, bawa harddisk ke layanan pemulihan data profesional. Jika kamu memiliki backup terbaru, kamu bisa melakukan instalasi ulang Windows dan memulihkan data dari backup tersebut.
- Apakah bug ini hanya memengaruhi Windows 10? Bagaimana dengan Windows 11 atau versi Windows lainnya?
Bug ini secara spesifik ditemukan dan didokumentasikan di Windows 10. Meskipun arsitektur sistem file NTFS digunakan di berbagai versi Windows, kerentanan khusus ini telah ditambal di Windows 10 dan tidak dilaporkan secara luas memengaruhi Windows 11 atau versi sebelumnya yang sudah tidak didukung.
Tag terkait: Teknologi, Tutorial